Minggu, 03 Juli 2011

Komunikasi Suami Istri



Julia sempat berbagi cerita dengan temannya di kantor, sebut saja Pak Iwan yang sudah punya istri dan 2 anak. Pada suatu moment, karena memang selama ini mereka sering bercerita mengenai kehidupan, akhirnya Pak Iwan cerita bahwa dia ingin menikah lagi dengan perempuan lain bernama Icha. Pak Iwan tidak bercanda karena Pak Iwan sudah sering menyindir tentang hal itu, ingin berbagi tapi tidak tahu ke mana. Sebagai seorang perempuan Julia penasaran dong, kenapa sampai sebegitunya? Kenapa sih seorang laki-laki punya niatan seperti itu?…
Akhirnya Pak Iwan cerita kalau seorang suami itu butuh dilayani, butuh diperhatikan dan disayang (dinomorsatukanlah) selain dihargai sebagai seorang suami. Kadang hal-hal tersebut tidak ia dapatkan semuanya dari istri, sehingga tidak sedikit suami yang akhirnya mencari apa yang tidak dia dapat dari istrinya. Pak Iwan cerita juga punya tetangga…tiap harinya pekerjaan rumah tangga dilakukan suaminya tapi suami sepertinya nurut saja dan gak banyak omong…eh ternyata di luaran dia punya istri lagi…nah seperti itulah, bagaimanapun suami akan mencari yang tidak dia dapatkan di rumah.
Julia bilang,”Pak, saya sudah jadi seorang istri dan ternyata tidak mudah menjadi seorang “super woman” dalam arti dengan dua tangannya dalam satu waktu dia bisa menyelesaikan dengan baik semua urusan rumah tangga seperti…mencuci, ngepel, ngurus anak, masak apalagi kalau si istri sudah capek bekerja di luar…gak mudah Pak…ditambah ngurus suami pula. Memang Bapak gak kasihan sama istri dan anak, kalau menikah lagi?…Apakah sudah tidak sayang lagi sama istri?” Pak Iwan menjawab, “Sayang sih masih..tapi gimana ya.. saya suka sama Icha ..”
Julia juga dikasih lihat foto dan pesan-pesan yang ada di HP Pak Iwan, dari perempuan yang katanya tidak mau menghancurkan rumah tangga orang lain di isi SMS dari perempuan itu…tapi Pak Iwan terlanjur suka. Julia tanya, memang gimana sih maunya seorang suami dari istrinya? Pak Iwan kasih contoh, misalnya saat suami pulang ke rumah siapkan minuman kesukaannya sambil diajak berbincang-bincang, jangan lupa sambut dengan senyum, dandan yang cantik dan harum, memasak yang enak dan utamakan untuk suami, jangan dikasih sisaan.
Begitupun dengan masalah hubungan suami istri, biasanya istri tuh kalau “diajak” suka pasrah aja, padahal mungkin suami maunya isteri lebih aktif dan kreatif dalam gaya berhubungan, jangan itu-itu aja alias monoton. Kadang isteri memang sudah kecapean ngurus ini itu, sehingga lupa kewajibannya. Kalau memang kerepotan ngurus rumah tangga, suami yang baik pasti akan sediakan pembantu buatnya, yang penting ngurusin suami jangan ditinggalkan. Kalau saja setiap isteri bisa memberikan apa yang dimau suami, saya jamin gak ada tuh yang namanya perselingkuhan apalagi kawin-cerai, godaan memang akan tetap ada tapi selama istri di rumah bisa melayani dengan baik, yang di indah di luaran itu pasti akan dilupakan.
He..he.. hayoo, siapa yang lagi ingat saat malas mengurus suami, melayaninya, membantahnya, suka cemberut, ingat gak pernah masak buatnya (hiks), ingat ingat dan ingat semuanya… Kita wajib bersyukur n ngaca diri karena sudah dikaruniai seorang suami yang begitu baik, lucu, penyayang, bertanggung jawab, tampan pula he he.
Tapi boleh dong saya nambahin.. Bila dirasa pasangan kurang perhatian sebaiknya komunikasikan saja, toh pada saat awal menikah kita berkomitmen dengannya untuk menjalani hidup bersama? Berusaha menyatukan dua hati n kalau ada hambatan kan dikomunikasikan, bukannya kita lalu cari pengganti or tambahannya, he..he.. Tak mudah memang buat menyatukan n menyamakan dua pribadi. Yang diperlukan adalah komitmen, komunikasi, n saling mengerti. So let’s do the best for our family.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar